Kini saya menyadari bahwa mereka yang mati sebenarnya tetap berhubungan dengan yang hidup. Tentu saja, bukan dengan cara gaib atau mistis seperti yang sering kita bayangkan.
Selama hampir setahun Ayah saya meninggal, banyak hal telah terjadi di dalam saya dan keluarga saya. Mulai dari hal kecil seperti servis mobil, rencana menjual rumah, wisuda saya yang terancam tertunda karena skripsi tidak selesai, dan begitu banyak hal baru lainnya. Namun saya tetap tidak dapat melupakan almarhum Ayah saya. Bukan berarti selama ini saya berusaha melupakannya, tapi ia yang tetap muncul dalam kehidupan saya. Sekali lagi, bukan lewat cara gaib atau mistis.
Lalu untuk apa ia menelpon ibu saya?
Ternyata sebelum Ayah saya meninggal, Ayah saya pernah meminta bapak tersebut untuk menghubungi kami bila kasusnya di pengadilan mendapat kemenangan. Ayah saya hendak menyewa pengacara tersebut untuk kasus yang sama yang ternyata sedang dihadapi nenek saya.
Kejadian seperti ini bukan yang pertama kali. Selepas meninggalnya Ayah saya, banyak kejadian-kejadian kecil yang membuat saya terharu dan kembali terkenang kepadanya, karena ia, meskipun secara fisik tidak lagi bersama kami, masih terus memberikan pertolongan dan semangat lewat cara yang tidak kami duga. Boleh dikatakan, itu semua adalah buah dari segala sesuatu yang sudah disiapkannya sejak dulu.
Kisah ini mengingatkan saya kepada film P.S. I Love You. Ide kisahnya sama, sangat sederhana. Bahwa meskpun telah tiada, mereka yang pergi masih memengaruhi kehidupan kita yang ditinggalkan. Kita masih merasakan kehangatan dan semangat mereka, yang akhirnya membantu kita untuk melangkah maju.